Senin, 17 Januari 2011







HERBARIUM SLAWIENSE






Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Class : Magnolyopsida

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava L

Nama daerah : Jambu biji

Asal : Meksiko Selatan

DESKRIPSI

· Akar

Sistem akar dari tanaman ini adalah akar tunggang (radix primaria), akar lembaga tumbuh terus-menerus menjadi akar pohon yang bercabang-cabang menjadi akar yang lebih kecil. Psidium guajava memiliki akar tunggang yang bercabang (ramosus), yaitu berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang banyak dan cabang-cabangnya bercabang lagi, sehingga memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang dan juga daerah perakaran menjadi amat luas, hingga dapat diserap air dan zat-zat makanan yang lebih banyak. Baik akar maupun batang mempunyai kambium, hingga akar maupun batangnya memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder.Pada akar sifat radial berkas pengangkutnya hanya nyata pada akar yang belum mengadakan pertumbuhan memebal.

· Batang

Tanaman perdu atau pohon kecil dengan tinggi sekitar 4-10 meter. Batang berkayu, bulat, kulit terkelupas dalam potongan, licin, bercabang, berwarna cokelat kehijauan. Ruas tangkai teratas segiempat tajam. Percabangan batang termasuk percabangan simpodial, yaitu batang pokok sukar ditentukan karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya atau kalah besar dan kalah cepat pertumbuhannya disbanding dengan cabangnya. Arah tumbuh cabang tegak (fastigiatus). Termasuk tumbuhan bienial, yaitu tumbuhan yang untuk hidupnya, dari tumbuh sampai berbuah memerlukan waktu kurang lebih 2 tahun. Pada batang, berkas pengangkutan tersusun dalam lingkaran dengan xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar, di antaranya terdapat kambium, jadi berkas pengangkutan bersifat kolaterral terbuka kadang-kadang bikolateral. Anatomi yang khas adalah tedapatnya floem dalam kayu (floem intraxiler)

· Daun

Daun tunggal,bersilang berhadapan, pada cabang-cabang mendatar seolah-olah tersusun dalam dua baris pada satu bidang. Bertangkai pendek 3mm sampai 7 mm. Bangun daun bulat telur agak

menjorong , pangkal membulat, tepi daun rata (integer), ujung daun runcing (acutus), panjang 6-14 cm dengan lebar 3-6 cm. Permukaan daun berkerut (rugosus). Warna daun muda berbulu abu-abu setelah tua berwarna hijau tua. Pertulangan daun menyirip (penninervis) dan berwarna hijau kekuningan. Daun tunggal , bertangkai pendek, pendek tangkai daun 0,5 cm sampai 1 cm; helai daun berbentuk bundar telur agak menjorong atau blat memanjang, panjang 5 cm sampai 13 cm, lebar 3 cm sampai 6 cm; pinggir daun rata agak menggulung ke atas; permukaan atas agak licin, warna hijau kelabu; kelenjar minyak tampak sebagai bintik-bintik berwarna gelap dan bila daun direndam tampak sebagai bintik-bintik yang tembus cahaya; ibu tulang daun dan cabang meninjol pada permukaan bawah, bertulang menyirip, wana putih kehijauan.

· Buah

Buah buni bundar, berbiji banyak. Termasuk buah sejati tunggal yang berdaging. Lapisan luar tipis agak menjangat atau kaku dan lapisan dalam yang tebal, lunak dan berair. Biji-bijinya terdapat bebas dalam bagian yang lunak itu. Bagian muda berambut dan berwarna hijau tua. Kalau masak berwarna kuning, berdaging yang menyelimuti biji-biji. Bentuk peer atau bentuk bulat terbalik, berwarna kuning, panjang 5-8,5 cm,daging buah putih kekuningan atau merah muda.

· Bunga

Bunga tunggal terletak di ketiak daun, bertangkai. Perbungaan terdiri 1 sampai 3 bunga. Panjang gagang perbungaan 2 cm sampai 4 cm. Bunga banci dengan hiasan bunga yang jelas dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkota bunga, aktinomorf/zigomorf, berbilangan 4. Daun mahkota bulat telur terbalik, panjang 1,5-2 cm, putih, segera rontok. Benang sari pada tonjolan dasar bunga yang berbulu, putih, pipih dan lebar, seperti halnya tangkai putik berwarna seperti mentega. Tabung kelopak berbentuk lonceng atau bentuk corong, panjang 0,5 cm. pinggiran tidak rontok (1 cm panjangnya). Tabung kelopak tidak atau sedikit sekali diperpanjang di atas bakal buah, tepi kelopak sebelum mekar berlekatan menjadi bentuk cawan, kemudian membelah menjadi 2-5 taju yang tidak sama.bulat telur, warna hijau kekuningan. Bakal buah tenggelam, dengan 1-8 bakal biji tiap ruang.

· Manfaat

Manfaat tanaman ini adalah :

1. Buahnya mengandung banyak vitamin C yang baik untuk kekebalan tubuh dan membantu mengobati penyakit demam berdarah karena buah ini dapat meningkatkatkan produksi trombosit dalam darah.

2. Daun jambu biji dikenal dapat mengobati penyakit diare, anti inflamasi, hemostatik dan astrigen.

3.

Created by Suci

Tanaman ini dapat dimanfatkan sebagai tanaman pelindung untuk mencegah terjadinya erosi dan penyedia air tanah, tanaman hias .

Senin, 02 Agustus 2010

genetika

GENETIKA
Gen berperan penting dalam menentukan bentuk tubuh, struktur sel dan jaringan, dan aktivitas fisiologis. Selain oleh gen, bentuk dan sifat tubuh mahluk hidup juga dipengaruhi oleh lingkungannya. Beberapa gen juga dapat mempengaruhi atau berinteraksi dengan gen lain. Interaksi itu dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Hubungan antara berbagai faktor dengan fenotip atau sifat suatu mahluk hidup dapat digambarkan dengan diagram berikut.
Tahukah Anda, apa yang dipelajari dari ilmu genetika ?
Ilmu genetika mempelajari susunan dan fungsi gen dalam mahluk hidup. Ilmu genetika dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu genetika klasik, genetika molekuler dan genetika populasi (Russel, 1992).
Genetika klasik
Genetika klasik mengamati proses genetika yang terjadi pada individu dan bagaimana gen diwariskan dari satu individu ke individu lain. Kita tentu sudah mengenal hukum Mendel. Dalam hukum Mendel ada pembahasan mengenai persilangan monohibrida dan dihibrida. Kita juga mengenal adanya beberapa penyimpangan hukum Mendel. Penyimpangan hukum Mendel merupakan salah satu contoh adanya interaksi antar gen.
Genetika molekuler
Genetika molekuler mengamati bagaimana informasi genetik diatur oleh molekul DNA dan bagaimana proses biokimia dalam sel menerjemahkan kode genetik menjadi fenotip. Gen merupakan rangkaian DNA yang mengkode satu sifat tertentu. Letak gen ada dalam kromosom di inti sel. Dalam genetika molekuler diamati pula proses transkripsi dan translasi.
Genetika populasi
Genetika populasi adalah pengamatan tentang pola pewarisan sifat dalam sekelompok individu. Kita ketahui bahwa ada pola tertentu yang mengatur pewarisan sifat dalam sekelompok organisme. Pola pewarisan sifat itu dikenal dengan nama Hukum Hardy- Weinberg. Dengan hukum ini kita dapat memperkirakan frekuensi suatu gen dalam populasi. Sebagai contoh, kita dapat memperkirakan berapa frekuensi gen individu yang tidak bertanduk dalam suatu populasi sapi.
Genetika molekuler
Apakah yang dimaksud dengan gen ?
Gen dianggap sebagai satu ruas rantai DNA yang mengatur satu sifat tertentu. Satu sifat tersebut dapat berupa dihasilkannya suatu enzim yang mengatur suatu tahap dalam metabolisme.

DNA atau Deoxyribo Nucleic Acid adalah bahan penyusun materi genetik yang terdiri atas gula deoksiribosa, gugus pospat dan basa nitrogen. Basa nitrogen terdiri atas adenin, timin, sitosin dan guanin. Strukturnya berupa utas ganda.
Pada individu eukariot, DNA berada dalam inti sel. Pada individu prokariot, DNA tidak berada dalam sebuah inti sel, melainkan terdapat dalam protoplasma.
DNA menyimpan materi genetik yang nantinya diterjemahkan menjadi susunan asam amino pembentuk berbagai jenis protein. Setiap jenis protein nanti dapat menjadi protein struktural, yang membentuk jaringan dan organ tubuh, maupun enzim yang mengatur kegiatan berbagai proses dalam tubuh.
DNA berada di dalam inti sel, namun organ yang menyusun molekul protein, yaitu ribosom, berada di luar inti sel. DNA tidak dapat bergerak ke luar dari inti sel, karena itu diperlukan adanya molekul tertentu yang dapat membawa informasi genetik itu dari dalam inti sel ke ribosom. Molekul itu adalah mRNA, yang membawa informasi genetik dari DNA ke ribosom. Cara mRNA membawa informasi genetik adalah dengan membentuk kelompok yang terdiri atas tiga basa nitrogen. Kelompok tiga basa nitrogen pada mRNA ini disebut kodon.
Pada saat pembelahan sel, DNA diperbanyak melalui proses replikasi. Pada proses replikasi ini, DNA digandakan sehingga masing-masing sel anak mendapatkan satu pasang rantai DNA. Dari pasangan DNA yang didapat sel anak tersebut, satu rantai berasal dari DNA induk. Satu rantai lagi adalah hasil penggandaan DNA dalam proses replikasi.
Hukum Hardy – Weinbergh
Suatu populasi yang disebut populasi Mendel adalah suatu kelompok organisme yang bereproduksi secara seksual dalam satu wilayah geografis tertentu.

Perkawinan antar individu berlangsung secara acak, yaitu setiap individu jantan mendapat kesempatan yang sama untuk kawin dengan setiap individu betina.
Diasumsikan tidak terjadi seleksi, yaitu setiap genotip dapat bertahan hidup sama seperti yang lain. Dan setiap individu juga mampu menghasilkan keturunan.
Populasi Mendel juga bersifat tertutup, artinya tidak ada perpindahan individu dari populasi lain ke dalam populasi itu.
Tidak terjadi mutasi pada masing-masing alel. Mutasi hanya dapat terjadi bila mutasi dari A ke a memiliki frekuensi yang sama dengan mutasi dari a ke A.
Dimisalkan ada sepasang alel yang kita amati, yaitu A dan a. Gen A bersifat dominan sedangkan gen a bersifat resesif.
Berdasarkan frekuensi alel A dan a, kita dapat memperkirakan frekuensi genotip dan fenotip.
p berarti frekuensi alel A
q berarti frekuensi alel r

p
A q
a
P
A p2
AA pq
Aa
q
a pq
Aa q2
aa
Penjelasan Hukum Hardy-Weinberg
Genetika populasi adalah bagian dari ilmu genetika yang mempelajari sifat keturunan dari sekelompok individu. Bidang kajiannya adalah pola pewarisan dalam suatu kelompok dan bagaimana pola itu berubah sepanjang perjalanan waktu.
Untuk mengetahui frekuensi gen dan genotip dari suatu populasi, digunakan Hukum Hardy-Weinberg.
Frekuensi gen adalah frekuensi suatu alel pada lokus tertentu. Penghitungannya dilakukan dengan rumus:
Jumlah alel tertentu (beserta salinannya) dalam populasi
Frekuensi gen = ______________________________________
Jumlah seluruh alel dalam populasi
Frekuensi gen dengan sepasang alel
Untuk menghitung frekuensi gen yang terdiri atas sepasang alel (misalnya A dan a) , digunakan rumus :
(2 X jumlah individu AA) + (jumlah individu Aa)
p = f(A) = _____________________________________
(2 X jumlah total individu)

(2 X jumlah individu aa) + (jumlah individu Aa)

q = f(a) = ____________________________________
(2 X jumlah total individu)
Frekuensi gen dengan banyak alel
Ada suatu lokus yang memiliki lebih dari sepasang alel, misalnya tiga alel, yaitu A1, A2 dan A3. Pasangan gennya berupa :
A1 A1
A1 A2
A1 A3
A2 A2
A2 A3
A3 A3
Dengan demikian frekuensi gen dihitung dengan rumus :
(2 X A1 A1) + (A1 A2) + (A1 A3)
p = f(A1) = __________________________
(2 X jumlah total individu)

(2 X A2 A2 ) + (A1 A2) + (A2 A3)
q = f(A2) = __________________________
(2 X jumlah total individu)

(2 X A3 A3 ) + (A1 A3) + (A2 A3)
r = f(A3) = __________________________
(2 X jumlah total individu)
Sebagai contoh, kita menghitung frekuensi gen yang terdiri atas tiga alel, yaitu A, B dan C. Jumlah masing-masing genotip adalah:
AA = 7
AB = 30
BB = 71
AC = 25
BC = 30
CC = 30
Jumlah total adalah 193
Frekuensi masing-masing alel adalah:
f(A) = p = (2 x 7) + 30 + 25 = 0,179
(2 x 193)
f(B) = q = (2 X 71) + 30 + 30 = 0,523
(2 x 193)
f(C) = r = (2 x 30) + 25 +30 = 0,298
(2 x 193)
Penghitungan Frekuensi Gen
a. Alel autosom kodominan
Bila alel kodominan ada dalam sistem dua alel (misalnya gen A dan a), setiap genotip memiliki fenotipe yang berbeda. Jumlah setiap alel baik dalam keadaan homozigot atau heterozigot dapat dihitung berdasarkan sampel jumlah individu dalam suatu populasi. Jumlah setiap alel itu dinyatakan sebagai persentase dari jumlah total alel dalam sampel itu. Jika suatu sampel dianggap mewakili seluruh populasi, kita bisa mendapatkan perkiraan frekuensi alel dalam suatu populasi.Dalam suatu sampel dari sejumlah N individu, terdapat sejumlah D individu yang homosigot bagi satu alel (A1A1), H individu yang bersifat heterosigot (A1A2), dan R individu homosigot untuk alel A2 (A2A2). Jumlah N adalah hasil dari penjumlahan D + H + R.. Karena setiap individu dalam N adalah diploid, maka ada dua 2N alel yang ada dalam sampel. Setiap genotipe homosigot (A1A2 dan A1A2) memiliki dua alel dari satu gen. Untuk menghitung p (frekuensi alel A1), q (frekuensi alel A2), digunakan rumus:
P = 2 D + H = D + ½ H
2 N N
q = H + 2 R = ½H + R
2N N
b. Alel autosom dominan dan resesif
Penentuan frekuensi gen untuk alel yang menunjukkan hubungan dominan dan resesif berbeda dengan penghitungan alal kodominan. Suatu fenotipe yang dominan dapat terdiri atas dua genotip, yaitu AA dan Aa yang sulit dibedakan antara keduanya. Satu-satunya fenotipe yan genotipenya dapat diketahui adalah yang homozigot resesif (aa).
Bila populasi dalam keadaan seimbang, kita dapat menghitung q (frekuensi alel resesif) dari q2 (frekuensi genotip atau fenotip resesif).
Contohnya, bila 75 % dari populasi adalah fenotipe dominan ( AA danAa), maka 25 % adalah memiliki fenotipe resesif. Frekuensi aa adalah q2. Bila q2 adalah 0,25, maka q adalah 0,5/ p 1 – q yaitu 0,5.
c. Gen autosom dengan alel banyak
Bila ada tiga alel, A, a dan a, yang urutan dominansinya adalah A > a’ > a. dengan frekuensi masing masing gen adalah p, q, r, maka frekuensi genotip dan fenotipnya adalah sebagai berikut :
(p + q + r ) 2 = p2 + 2pq + 2pr + q2 + 2qr + r2 = 1
Genotip : AA Aa’ Aa a’a’ a’a aa
Frekuensi gen pada sifat terkait kromosom X.
Untuk menghitung frekuensi gen pada lokus yang terkait kromosom S, harus diingat bahwa wanita homosigot membawa dua alel terkait S, wanita heterosigot hanya memiliki satu alel tertentu dan seluruh pria hanya bisa memiliki satu alel terkait X.
Untuk itu, digunakan rumus sebagai berikut :
(2 x wanita XAXA ) + (wanita XAXa ) + (pria XAY)
p = f (XA) = _________________________________________
(2 X jumlah wanita) + jumlah pria

(2 x wanita XaXa) + (wanita XAXa ) + (pria XAY)
q = f(Xa) = ______________________________________
( 2 x jumlah wanita) + jumlah pria
Hukum Mandell
Setiap gen menempati satu tempat tertentu dalam kromosom yang disebut lokus.
Genotip adalah susunan genetik suatu organisme. Suatu sifat diatur oleh pasangan gen pada kromosom mahluk itu. Aktivitas gen-gen itu yang menetukan sifat suatu mahluk hidup.
Fenotip adalah penampilan fisik suatu mahluk yang diatur sifat keturunan. Penampilan fisik suatu mahluk misalnya warna kulit atau warna rambut, merupakan hasil dari aktivitas gen yang mengatur sifat itu.
Alel adalah pasangan gen. Sebagai contoh, gen A dan gen a merupakan satu alel, yaitu sepasang gen yang menempati satu lokus tertentu.
Hukum I Mendel menyatakan adanya pemisahan bebas antara dua anggota dari sebuah pasangan gen atau alel dalam pembentukan gamet. Sebagian dari gamet membawa satu alel dan sebagian lain membawa alel yang lain. Dengan demikian satu gamet membawa hanya satu alel dari setiap lokus gen.
Persilangan monohibrida
Persilangan monohibrida merupakan persilangan dengan satu sifat beda. Sifat beda yang dimaksud adalah sepasang sifat dalam satu alel. Misalnya warna biji pada biji ercis, memiliki sepasang sifat yaitu hijau dan kuning.
Sifat pasangan gen atau alel dapat berupa hubungan dominan-resesif maupun kodominan.
Pasangan sifat dominan-resesif
Pasangan sifat dominan-resesif adalah pasangan sifat yang menunjukkan satu sifat dominan dan satu gen menunjukkan sifat resesif. Pengaruh gen dominan mengalahkan pengaruh gen resesif. Fenotip yang nampak pada individu heterozigot adalah sama dengan fenotip individu homozigot dominan. Hanya ada dua macam fenotip, yang pertama adalah fenotip homozigot dominan dan heterozigot, fenotip kedua adalah homozigot resesif.
Pasangan sifat intermediat
Pasangan sifat intermediat menunjukkan adanya suatu sifat yang merupakan perantara antara sifat gen dominan dan sifat gen resesif. Dalam keadaan heterozigot, yaitu adanya pasangan antara gen dominan dan gen resesif, sifat yang nampak adalah sifat yang berbeda dari sifat yang ditunjukkan oleh masing-masing gen dalam keadaan homozigot.
Alel banyak
Suatu alel tidak selalu terdiri hanya atas sepasang gen. Sebagai contoh, pada biji ercis terdapat satu alel yang terdiri atas sifat biji halus dan sifat biji berkerut. Kedua sifat ini merupakan satu alel.
Suatu alel dapat juga terdiri atas lebih dari sepasang sifat atau gen. Sifat ini disebut alel banyak. Walaupun demikian, satu individu hanya memiliki dua sifat dari alel tersebut. Salah satu contoh adanya alel banyak adalah penggolongan darah manusia dengan sistem ABO. Golongan darah manusia ini diatur oleh tiga alel, yaitu Ia, Ib dan Io Ketiga alel ini berpasang-pasangan sehingga menjadikan adanya empat golongan darah manusia.
Tabel Golongan Darah ABO
Fenotip Genotip
O Io Io
A Io Ia atau Ia Ia
B Io Ib atau Ib Ib
AB Ia Ib
Contoh :
Bila ada sepasang suami isteri dengan golongan darah A (bergenotip Io Ia ) dan O (Io Io), bagaimana kemungkinan genotip dan fenotip anaknya ?
Io Ia
Io Io Io Io Ia
Io Io Io Io Ia
Berdasarkan diagram di atas, maka kemungkinan golongan darah anak adalah A heterosigot dan O homosigot.
Hukum II Mendel
Hukum II Mendel menyatakan adanya prinsip penggabungan bebas. Prinsip penggabungan bebas terjadi dalam peristiwa perkawinan dengan dua atau lebih sifat. Kedua sifat itu saling berpasangan secara bebas. Sebagai contoh, ada dua sifat beda yang dilambangkan dengan alel A dan a serta B dan b. Individu yang diamati adalah memiliki genotip berupa AaBb dan AaBb. Kedua individu itu dapat membentuk pasangan secara bebas, baik berupa AABB, AABb, aBab dan sebagainya.
Peristiwa itu dapat digambarkan dengan diagram papan catur
AB Ab aB ab
AB AABB AABb AaBB AaBb
aB AaBB AaBb aaBB AaBb
Ab AABb AAbb AaBb Aabb
ab AaBb Aabb aaBb aabb
Dari dua sifat beda itu akan didapat hasil persilangan berupa 16 macam genotip yang berbeda. Sifat fenotip dari ke-16 macam genotip itu bergantung dari sifat gennya. Bila kedua sifat itu merupakan sifat yang dapat berpasangan secara bebas, akan didapat hasil berupa perbandingan fenotip 9 : 3 : 3 : 1.
Contoh soal:
Bila ada dua individu, masing-masing bergenotip AaBb dan Aabb melakukan perkawinan. Yang perlu diketahui adalah : bagaimana pasangan gen pada sel gamet ?, Bagaimana susunan genotip pada anaknya ?, Buatlah diagram papan catur untuk menggambarkan kemungkinan susunan genotip pada anak !
Peristiwa pautan kromosom
Adanya dua gen atau lebih yang berada pada satu kromosom disebut sebagai pautan kromosom. Gen tersebut bisa berada pada sesama kromosom autosom atau pada koromosom seks. Gen itu tidak mengalami hukum II Mendel mengenai pasangan secara bebas. Sebagai contoh adalah alel A dan a serta alel B dan b. Gen dari kedua alel itu tidak berpasangan secara bebas, misalnya membentuk pasangan Aa, AB, aB dan ab. Melainkan, hanya membentuk pasangan berdasarkan posisi masing-masing gen di tiap kromosom saja. Misalnya AB dan ab. Tidak terjadi pasangan Ab atau aB. Hanya ada dua macam fenotip pada generasi F2 .
Dengan demikian pada percobaan persilangan, pada F2 tidak dihasilkan rasio fenotip 9:3:3:1, melainkan 3 : 1, karena hanya ada dua macam pasangan alel (AB dan ab saja).Peristiwa ini disebut pautan penuh.
Selain peristiwa pautan penuh, terjadi juga peristiwa pautan sebagian (partial linkage). Dalam peristiwa ini, pada F2 dihasilkan empat macam fenotip, seperti pada persilangan pada umumnya. Rasio fenotip yang dihasilkan tidak berupa 9:3:3:1 melainkan bervariasi pada setiap pasangan alel.
Terjadinya pautan sebagian ini disebabkan karena adanya pertukaran sebagian segmen kromosom dari satu kromosom dengan kromosom pasangannya. Peristiwa pertukaran segmen kromosom ini disebut pindah silang (crossing over).
Cara mengetahui adanya pautan gen
Ada beberapa cara untuk mengatahui adanya pautan antara sejumlah gen.
Cara pertama adalah dengan menghitung rasio F2. Bila rasio F2 tidak sesuai dengan perbandingan 9:3:3:1, berarti terjadi peristiwa pautan antara gen. Tidak sesuainya rasio F2 dengan teori berarti tidak terjadi peristiwa pemisahan bebas dan penggabungan bebas menurut hukum Mendel.
Cara kedua adalah dengan melakukan testcross. Testcross dilakukan antara satu individu yang genotipenya tidak diketahui dengan individu homozigot resesif pada semua gen yang terlibat. Bila diadakan testcross bagi dua pasang alel, turunan yang dihasilkan dari testcross akan menunjukkan rasio 1:1:1:1 bagi keempat kemungkinan pasangan fenotip.
Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikans antara perbandingan yang dihasilkan dari percobaan dengan rasio teoritis, perlu diketahui besarnya penyimpangan berdasarkan uji statistik. Salah satu statistik yang dapat digunakan adalah uji khi kuadrat.
Replikasi DNA
Proses replikasi DNA terjadi menjelang proses pembelahan sel. Kegunaannya adalah untuk menggandakan DNA pada suatu mahluk hidup. Urutan DNA yang terbentuk harus sama dengan DNA asalnya.
Tempat asal replikasi
Pda mahluk prokariot, replikasi DNA diawali di satu tempat yang disebut gelembung replikasi. Pada E. coli ada satu tempat replikasi yang disebut oriC.
Pada tahap inisiasi terjadi proses denaturasi dan pelurusan rantai ganda. Proses denaturasi berarti terlepasnya ikatan rantai ganda menjadi dua rantai tunggal. Proses pelurusan rantai ganda berarti bentuk rantai yang berpilin itu menjadi lurus. Proses ini dikatalisis oleh enzim helikase. Enzim ini menghidrolisis ATP pada DNA rantai tunggal. Pemanjangan rantai DNA baru
Replikasi DNA bersifat semidiskontinyu, artinya salah satu rantai mengalami replikasi secara kontinyu, sedangkan rantai lainnya mengalami replikasi secara terputus-putus. Rantai yang mengalami replikasi secara kontinyu disebut jalur cepat, yaitu jalur yang memanjang dari arah 5’ ke 3’. Sedangkan jalur yang memanjang pada arah 3’ ke 5’ disebut jalur lambat karena terdiri atas fragmen yang terputus-putus.
Fragmen Okazaki adalah rantai DNA baru yang terbentuk secara terputus-putus.
Replikasi DNA bersifat bidireksional, artinya kedua pasangan DNA masing-masing bertambah panjang dengan arah yang berbeda. Satu rantai bertambah panjang dari arah 3’ ke 5’. Rantai lainnya bertambah panjang dari arah 5’ ke 3’.

Penggabungan fragmen Okazaki
Fragmen Okazaki itu akan saling disambungkan dengan enzim ligase, hingga membentuk rantai DNA utuh.
Pada akhir proses replikasi, terbentuk dua pasang rantai DNA. Masing-masing rantai DNA itu akan membentuk rantai ganda, sehingga didapat dua pasang rantai ganda.
Soal
A. Pertanyaan dan jawaban untuk Bab Replikasi DNA.
1. Mengapa proses replikasi DNA terjadi sebelum terjadinya pembelahan sel ?
2. Mengapa pada jalur 3’ - 5’ terbentuk fragmen DNA yang terputus-putus ?
B. Pertanyaan untuk Bab Genetika Molekuler
1. Bila terjadi perubahan susunan basa pada DNA, perubahan apa yang terjadi pada molekul protein yang dihasilkannya ?
2. Apakah perbedaan proses transkripsi dan replikasi ?
C. Pertanyaan untuk Bab Hukum Hardy-Weinberg
1. Mengapa dalam perhitungan Hukum Hardy Weinberg, diasumsikan bahwa seluruh individu dapat berkembang biak ?
2. Mengapa dalam perhitungan hukum Hardy-Weinberg, tidak boleh ada migrasi ?



________________________________________

Selasa, 23 Maret 2010

ANALISIS SOAL UJIAN AKHIR BIOLOGI KELAS XI IPA SMA DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2008/2009

ANALISIS SOAL UJIAN AKHIR BIOLOGI KELAS XI IPA SMA DI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2008/2009
Suci Nur Arrizqi
Dra. Ely Rudyatmi, M.Si dan Drs. Krispinus K.P, M.Si
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Semarang
Abstract
This research aims to know the quality of final exams second semester Biology class XI science high school in Tegal district. This research method is descriptive that had executed at September 2008 to September 2009 in SMA N 1 Slawi, SMA N 2 Slawi, SMA N 3 Slawi, SMA N 1 Pangkah, SMA N 1 Kramat, SMA N 1 Warurejo, 4 SMA LP Ma'arif NU (Talang , Tarub, Adiwerna, and Suradadi), SMA PGRI Slawi, and SMA Muhamadiyah Tarub. The primary data about the test quality has analyzed using ITEMAN program for multiple choice and qualitative analysis for essay. The secondary data including of specification teacher has taken with the interviews and documents (students' test results, the lattice problem, and answer keys) taken by documentation. Conclusions in this research are final exams second semester Biology class XI science high school in Tegal district have qualified. Multiple choice questions had an average percentage of the difficulty index is easy level of 29%, 44% medium, and 26% difficult; reliability is high (0.467); 80% index of different power and 59% effectiveness distractor is good and 49% less function. About 33 points in accordance with the description of material and language aspects. However, based on the construction aspects about the need revision. The more of respondent, test analisys result using ITEMAN program is better

Key word : Test analysis, ITEMAN, The final exams second semester biology class XI science high school.
PENDAHULUAN

Analisis soal bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik dan buruk. Dengan adanya analisis soal dapat diperoleh informasi tentang kualitas sebuah soal dan petunjuk untuk mengadakan perbaikan. Perbaikan soal dapat dilakukan dengan mengubah option soal atau mengubah kalimat soal tanpa mengurangi maksud dari pertanyaan. Selain itu, kualitas soal juga ditentukan oleh kemampuan guru dalam menyusun soal. Guru yang terbiasa dan berpengalaman dalam menyusun soal, akan memperhatikan prosedur penyusunan butir soal yang baik sesuai kurikulum dan menghasilkan mutu soal yang baik pula.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru Biologi SMA di kabupaten Tegal, dapat diketahui bahwa soal – soal ujian akhir semester Biologi yang digunakan oleh SMA Negeri di kabupaten Tegal, adalah soal yang dibuat oleh masing – masing guru biologi di setiap sekolah. Hal ini disebabkan karena semua SMA di kabupaten Tegal menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), sehingga sistem penilaiannya diatur oleh masing – masing sekolah atau satuan pendidikan. Dengan demikian, soal yang digunakan dalam ujian akhir semester adalah soal buatan masing- masing guru mata pelajaran di setiap sekolah.
Disamping itu juga, beberapa guru SMA negeri maupun swasta di kabupaten Tegal belum pernah menganalisis soal ujian akhir semester Biologi kelas XI IPA. Ada beberapa alasan yang menyebabkan para guru biologi SMA di kabupaten Tegal tidak melakukan analisis soal yaitu :
a. Guru menggunakan cara konvensional untuk menganalisis soal, sehingga menghabiskan banyak waktu.
b. Jika menggunakan cara konvensional, semakin banyak responden maka ketelitian analisis semakin berkurang sehingga hasil analisis kurang efektif.
c. Guru tidak selalu memahami atau mengabaikan arti pentingnya evaluasi yang tepat
d. Guru tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang analisis dengan program komputer.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas soal ujian akhir semester genap mata pelajaran biologi kelas XI IPA SMA di kabupaten Tegal. Teknik anĂ¡lisis soal dalam penelitian ini menggunakan program ITEMAN,
Menurut Hidayat (2008) ITEMAN adalah perangkat lunak komputer (soft ware) yang dibuat khusus untuk menganalisa butir soal atau suatu tes yang dilakukan. Program ini dibuat dengan pendekatan analisi statistik butir soal secara klasikal atau kelompok yang berguna untuk menentukan kualitas butir soal atau sebuah tes. Hasil dari analisis butir soal meliputi tingkat kesukaran, daya beda, dan statistik penyebaran jawaban. ITEMAN mampu menganalisa maksimal 250 butir soal dalam satu file dengan kapasitas 3.000 responden dengan lebar karakter maksimal satu file data adalah 255 karakter termasuk identitas responden atau peserta tes.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif yang dilaksanakan pada awal bulan September tahun 2008 sampai dengan bulan September tahun 2009 di SMA N 1 Slawi, SMA N 2 Slawi, SMA N 3 Slawi, SMA N 1 Pangkah, SMA N 1 Kramat, SMA N 1 Warurejo,4 SMA LP Ma’arif NU (Talang, Tarub, Adiwerna, dan Suradadi), SMA PGRI Slawi dan SMA Muhamadiyah Tarub.
Data primer berupa kualitas soal dianalisis menggunakan program ITEMAN untuk pilihan ganda dan analisis kualitatif untuk uraian. Data sekunder berupa spesifikasi guru diambil dengan wawancara. Dokumen (hasil tes siswa, kisi soal, dan kunci jawaban) diambil secara dokumentasi. Semua data dianalisis secara deskriptif kualitatif yang merujuk pada teori yang relevan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif soal pilihan ganda dengan program ITEMAN dapat diketahui bahwa SMA N 1 Slawi dan SMA Muhammadiyah Tarub memiliki jumlah indeks tingkat kesukaran soal mudah >50%. SMA N 1 Kramat dan SMA PGRI Slawi memiliki jumlah indeks tingkat kesukaran soal sulit >50%. SMA N 1 Warurejo memiliki indeks tingkat kesukaran soal berimbang.Persentase indeks tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Indeks tingkat kesukaran soal pilihan ganda pada ujian akhir Biologi semester genap kelas XI IPA SMA di kabupaten Tegal tahun 2008/2009.
Sekolah Mudah Sedang Sulit
Jml. soal Persentase (%) Jmlsoal Persentase (%) Jml. soal Persentase (%)
SMA N 1 Slawi 29 72 9 23 2 5
SMA N 2 Slawi 14 25 27 47 16 28
SMA N 3 Slawi 14 36 21 54 4 10
SMA N 1 Pangkah 10 27 18 49 9 24
SMA N 1 Kramat 6 26 4 17 13 57
SMA N 1 Warurejo 10 25 20 50 10 25
SMA NU 1 Wahid Hasyim Talang 7 16 26 61 10 23
SMA NU 1 Penawajaya Adiwerna 7 16 26 61 10 23
SMA NU 1 Hasyim Asyari Tarub 7 16 26 61 10 23
SMA NU 1 Suradadi 7 16 26 61 10 23
SMA Muhammadiyah Tarub 22 57 4 10 13 23
SMA PGRI Slawi 8 20 12 30 20 50


Persentase rata-rata indeks tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada gambar 1.





Gambar 1.Rata-rata persentase indeks tingkat kesukaran soal mudah, sedang dan sulit

Pada penelitian ini, 4 SMA Lembaga Pendidikan Ma’arif NU (Talang, Adiwerna, Tarub, dan Suradadi) menggunakan satu paket soal yang sama. Soal yang digunakan oleh 8 SMA lainnya berbeda. Jumlah total siswa ke 4 SMA Lembaga Pendidikan Ma’arif NU yaitu 116 siswa, dan masing-masing sekolah ada 29 siswa. Hasil analisis soal dengan menggunakan 116 siswa lebih baik daripada 29 siswa. Soal ujian akhir Biologi dari 8 sekolah lainnya dianalisis tersendiri setiap sekolah. Indeks tingkat kesukaran soal pilihan ganda yang dianalisis setiap sekolah menggunakan 29 siswa di 4 SMA Lembaga Pendidikan Ma’arif NU dapat ditunjukkan pada Tabel 2.
Sekolah Mudah Sedang Sulit
Jmlsoal Persentase (%) Jml soal Persentase (%) Jml soal Persentase (%)
SMA NU 1 Wahid Hasyim Talang 16 37 17 40 10 23
SMA NU 1 Penawajaya Adiwerna Talang 7 16 23 54 13 30
SMA NU 1 Hasyim Asyari Tarub 8 19 20 46 15 35
SMA NU 1 Suradadi 6 14 18 42 19 44
Tabel 2. Indeks tingkat kesukaran soal pilihan ganda yang dianalisis menggunakan 29 siswa di 4 SMA Lembaga pendidika Ma’arif NU

Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa hasil analisis masing-masing sekolah berbeda walaupun menggunakan satu paket soal yang sama. Dalam hal ini, SMA NU 1 Penawajaya Adiwerna memiliki indeks tingkat kesukaran soal sedang paling tinggi dibandingkan SMA NU lainnya.
Indeks daya beda soal piihan ganda dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Indeks daya beda soal pilihan ganda pada ujian akhir Biologi kelas XI IPA SMA di kabupaten Tegal tahun 2008/2009
Sekolah Tinggi Rendah
Jml soal Persentase (%) Jmlsoal Persentase (%)
SMA N 1 Slawi 38 95 2 5
SMA N 2 Slawi 52 91 5 9
SMA N 3 Slawi 37 95 2 5
SMA N 1 Pangkah 34 92 3 8
SMA N 1 Kramat 7 30 16 70
SMA N 1 Warurejo 36 90 4 10
SMA NU Wahid Hasyim Talang 39 89 4 11
SMA NU 1 Penawajaya Adiwerna 39 89 4 11
SMA NU 1 HAsyim Asyari Tarub 39 89 4 11
SMA NU 1 Suradadi 39 89 4 11
SMA Muhammadiyah Tarub 12 33 26 67
SMA PGRI Slawi 33 82 7 18

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa persentase indeks daya beda soal terendah terdapat di SMA N 1 Kramat. Persentase rata-rata indeks daya beda soal 80% baik. Persentase rata-rata indeks daya beda soal dapat dilihat pada Gambar 2.







Nama Sekolah Efektifitas pengecoh
Berfungsi Kurang berfungsi
jml. Soal % jml. Soal %
SMA N 1 Slawi 22 55 18 45
SMA N 2 Slawi 53 91 5 9
SMA N 3 Slawi 32 82 7 18
SMA N 1 Pangkah 34 89 4 11
SMA N 1 Kramat 14 61 9 39
SMA N 1 Warurejo 23 57 17 43
SMA LP Ma'arif 33 77 10 23
SMA Muhammadiyah Tarub 17 47 19 53
SMA PGRI Slawi 23 57 17 43
Jumlah seluruh soal 251 106
Rata-rata persentase 59 41
Gambar 2. Persentase rata-rata indeks daya beda soal ujian akhir Biologi kelas XI IPA SMA di kabupaten Tegal tahun 2008/2009.
Nilai reliabilitas soal ujian akhir Biologi tertinggi terdapat pada soal yang digunakan oleh SMA N 1 Slawi (0,729). Sedangkan nilai reliabilitas terendah terdapat pada soal yang digunakan oleh SMA N 1 Kramat (-0,039). Rata-rata nilai reliabilitas soal yaitu 0,467. Nilai reliabilitas soal ujian akhir Biologi kelas XI IPA SMA di kabupaten Tegal dapat dilihat pada Gambar 3.







Persentase efektifitas pengecoh dapat dilihat pada Tabel 4
Tabel 4. Persentase efektifitas pengecoh soal ujian akhir semester genap Biologi kelas XI IPA SMA di kabupaten Tegal tahun 2008/2009.

Pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa rata-rata persentase efektifitas pengecoh 59% berfungsi dan 41% kurang berfungsi. Persentase efektifitas pengecoh tertinggi terdapat pada SMA N1 Slawi, sedangkan persentase efektifitas pengecoh terendah pada SMA Muhammadiyah Tarub.
Pada penelitian ini, ada beberapa soal yang tidak dianalisis dalam program ITEMAN karena terdapat beberapa masalah pada soal yang bersangkutan. Soal yang tidak dianalisis dalam program ITEMAN dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Soal yang tidak dianalisis dalam program ITEMAN

Nama Sekolah No soal Keterangan
SMA N 2 Slawi 44 Tidak ada jawaban yang sesuai dengan stem soal
45 Memiliki 2 jawaban benar dalam satu soal
SMA N 3 Slawi 40 Tidak ada jawaban yang sesuai dengan stem soal
SMA N 1 Pangkah 33 Memiliki 2 jawaban benar dalam satu soal
38
3 Tidak ada gambar yang ditanyakan.
SMA N 1 Warurejo 4 Memiliki 2 jawaban benar dalam satu soal

30
4 SMA LP Ma’arif NU (Talang, Adiwerna, Tarub dan Suradadi) 6

Tidak ada jawaban yang sesuai dengan stem soal
43
SMA Muhammadiyah Tarub 11 Memiliki 2 jawaban benar dalam satu soal
Pada penelitian ini, soal uraian dianalisis secara kualitatif berdasarkan aspek yang ditelaah. Jumlah seluruh soal uraian yang digunakan dalam ujian akhir Biologi semester genap adalah 33 butir soal. Secara keseluruhan materi yang ditanyakan sesuai dengan kompetensi, isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang sekolah atau tingkat kelas, tabel dan gambar disajikan dengan jelas, rumusan kalimat komunikatif, butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan tidak menggunakan kata yang menimbulkan penafsiran ganda. Pada aspek materi dan konstruksi terdapat 2 soal yang tidak sesuai dengan kompetensi dasar, 1 soal tidak sesuai dengan batasan pertanyaan dan jawaban, 3 soal tidak sesuai dengan kata tanya pada soal uraian, dan 33 soal tidak dilengakapi dengan pedoman penskoran.
Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah butir soal pilihan ganda yang memenuhi syarat pada masing-masing SMA yaitu 17,5% di SMA N 1 Slawi, 24 44% di SMA N 2 Slawi, 46% di SMA N 3 Slawi, 49% di SMA N 1 Pangkah, 13% di SMA N 1 Kramat, 32% di SMA N 1 Warurejo, 40% soal di 4 SMA LP Ma’arif NU, dan 20% di SMA PGRI Slawi. Soal pilihan ganda yang digunakan SMA Muhammadiyah Tarub belum memenuhi syarat.
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa spesifikasi guru Biologi kelas XI IPA SMA di kabupaten Tegal sangat beragam. Pada Tabel 10, dapat diketahui bahwa pengalaman mengajar guru Biologi kelas XI IPA SMA di kabupaten Tegal antara 1 tahun hingga 24 tahun. Usia guru yang kurang dari 40 tahun ada 7 orang dan yang lebih dari 40 tahun ada 5 orang. Ada 1 orang guru yang berlatar belakang pendidikan nonkependidikan, yang lainnya (11 orang) kependidikan. Ada 4 guru yang baru mengikuti 1 kali seminar pendidikan. Ada 1 orang guru yang tidak pernah mengikuti seminar pendidikan. Sedangkan yang mengikuti seminar 1 kali, 2 kali, 3 kali dan 6 kali secara berurutan masing-masing ada 4 orang, 3 orang, 3 orang dan 1 orang. Ada 9 orang guru yang mengikuti 1 kali pelatihan, sedangkan yang mengikuti pelatihan 2 kali, 3 kali, dan 5 kali masing-masing 1 orang. Ada 8 orang guru yang melakukan analisis soal, Ada 4 orang yang tidak melakukan analisis soal. 7 orang guru pernah berpengalaman membuat soal standar sedangkan 5 orang guru tidak pernah.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif soal pilihan ganda dengan program ITEMAN, dapat diketahui bahwa rata-rata persentase indeks tingkat kesukaran soal mudah 29%, sedang 44%, sulit 26%. Proporsi indeks tingkat kesukaran soal tersebut cukup memenuhi syarat.
Indeks tingkat kesukaran soal di SMA N 1 Slawi 72% mudah. Sehingga paket soal yang digunakan oleh sekolah tersebut merupakan soal yang mudah. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurung (2008) bahwa jika dalam satu paket soal memiliki jumlah indeks tingkat kesukaran soal mudah > 50% maka paket soal tersebut dikatakan mudah, demikian juga untuk paket soal dengan kategori sedang dan sulit. Mengapa paket soal di sekolah tersebut tergolong kategori mudah?, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya stem soal mengacu pada kunci jawaban, terdapat lebih dari satu jawaban benar dalam option soal, materi terlalu mudah untuk ditanyakan, siswa sudah mengetahui jawaban soal karena soal tersebut pernah ditanyakan sebelumnya, dan tingkat pengetahuan siswa yang tinggi.
Apabila suatu soal dapat dijawab benar oleh semua tingkatan siswa, maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut mudah. Dengan demikian, secara teoritik dikatakan bahwa siswa yang lebih menguasai materi pelajaran maka peluang untuk menjawab benar pada suatu soal juga tinggi dibandingkan dengan siswa yang kurang menguasai mata pelajaran. Menurut Nursalam (2009) bahwa satu butir soal termasuk kategori mudah, maka prediksi terhadap informasi ini diantaranya 1) Pengecoh butir soal itu tidak berfungsi dan 2) Sebagian besar siswa menjawab benar butir soal itu; artinya bahwa sebagian besar siswa telah memahami materi yang ditanyakan.
Indeks tingkat kesukaran soal di SMA N 1 Kramat 57% sulit. Sehingga paket soal tersebut merupakan soal sulit. Soal tersebut dikatakan sulit karena beberapa faktor yaitu materi yang ditanyakan dalam soal belum pernah diajarkan sehingga siswa tidak mengetahui, rendahnya tingkat pengetahuan siswa, pengecoh berfungsi sangat baik sehingga banyak siswa yang terkecoh oleh option jawaban lain, kalimat pada stem soal dan option jawaban terlalu panjang dan tidak jelas, dan tidak terdapat kunci jawaban dalam option. Hal ini sesuai dengan pendapat Nursalam (2009) bahwa bila suatu butir soal termasuk kategori sukar, maka prediksi terhadap informasi ini adalah 1) Butir soal itu "mungkin" salah kunci jawaban, 2) Butir soal itu mempunyai 2 atau lebih jawaban yang benar, 3) Materi yang ditanyakan belum diajarkan atau belum tuntas pembelajarannya, sehingga kompetensi minimum yang harus dikuasai siswa belum tercapai, 4) Pernyataan atau kalimat soal terlalu kompleks dan panjang.
Pada gambar 2 dapat diketahui bahwa rata-rata persentase indeks daya beda soal ujian adalah 80% (288 soal bernilai positif) memenuhi syarat atau dapat membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah dan 20% (65 soal bernilai negatif) tidak dapat membedakan siswa berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah.
Indeks daya beda soal di SMA N 1 Kramat 70% daya bedanya rendah. Butir soal yang memiliki nilai negatif menunjukkan peserta tes yang menjawab benar butir-butir soal tersebut memiliki skor yang relatif rendah sehingga butir-butir tersebut tidak dapat membedakan siswa yang pandai dan yang tidak pandai. Sebaliknya, nilai positif menunjukkan bahwa peserta tes yang menjawab benar butir soal tersebut mempunyai skor yang relatif tinggi dalam tes/skala tersebut. Semakin tinggi indeks daya beda soal maka semakin baik butir soal tersebut.
Soal-soal yang kurang mampu membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang berkemampuan rendah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain adalah kemampuan pokok soal untuk memberikan struktur terhadap pertanyaan, penyebab lain seperti butir pertanyaan yang tidak jelas karena soal yang kurang jelas dan kurang tegas perumusannya akan menyebabkan pengertian yang kurang jelas. Begitu juga soal-soal yang bersifat ganda akan menyebabkan pengertian yang berbeda-beda. Menurut Nursalam (2009) menyatakan bahwa Apabila suatu butir soal tidak dapat membedakan kedua kemampuan siswa, maka penyebabnya adalah (1) kunci jawaban butir soal itu tidak tepat, (2) butir soal itu memiliki 2 atau lebih kunci jawaban yang benar, (3) kompetensi yang diukur tidak jelas, (4) pengecoh tidak berfungsi, dan (5) materi yang ditanyakan terlalu sulit, sehingga banyak siswa yang menebak.
Berdasarkan hasil analisis soal ujian, diketahui bahwa rata-rata persentase efektifitas pengecoh 59% berfungsi baik dan 41% kurang berfungsi. Soal di SMA N 2 Slawi memiliki presentase efektifitas pengecoh 91% berfungsi tertinggi daripada SMA lainnya. Sedangkan soal di SMA Muhammadiyah Tarub memiliki presentase efektifitas pengecoh 53% kurang berfungsi tertinggi dibandingkan SMA lainnya. Dalam hal ini, beberapa faktor yang mempengaruhi berfungsi tidaknya pengecoh (distractor) di SMA tersebut karena ditentukan oleh cara penyusunan suatu tes. Tes pilihan yang disusun tanpa memperhatikan homogen tidaknya alternatif pilihan berpeluang untuk tidak berfungsi distraktor. Alternatif tersebut dapat ditebak tanpa dipikirkan atau tanpa belajar sama sekali. Demikian juga halnya bila kalimat pernyataan atau kalimat pertanyaan memberi petunjuk untuk jawaban yang benar. Petunjuk untuk pilihan jawaban yang benar menyebabkan siswa akan menjawab sesuai petunjuk. Hal ini akan menyebabkan kemungkinan pilihan lain tidak terpilih.
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif soal ujian akhir Biologi semester genap dapat diketahui bahwa rata-rata nilai reliabilitas soal ujian akhir Biologi kelas XI IPA SMA di kabupaten Tegal yaitu 0,467. Nilai reliabilitas soal tertinggi terdapat pada soal yang digunakan oleh SMA N 1 Slawi yaitu 0,729. Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa nilai reliabilitas di sekolah tersebut tinggi diantaranya karena guru di sekolah tersebut sudah berpengalaman dalam membuat soal. hal ini sesuai dengan hasill wawancara bahwa guru Biologi di SMA N 1 Slawi sering melakukan analisis soal terhadap soal ujian walaupun masih menggunakan cara konvensional, kemudian guru tersebut juga pernah menyusun soal standar untuk ujian akhir semester. Selain itu, faktor lain yang menyebabkan nilai reliabilitas soal tinggi adalah tingkat kemampuan siswa dalam menjawab soal. Dalam hal ini, semakin tinggi nilai reliabilitas suatu tes, makin tinggi pula keajegan/ketepatannya.
Nilai reliabilitas soal di SMA N 1 Kramat sangat rendah yaitu -0,039. Meskipun guru Biologi di sekolah tersebut berpengalaman dalam menyusun soal, akan tetapi nilai reliabilitas soalnya masih tergolong sangat rendah. Beberapa faktor yang menyebabkan mengapa nilai reliabilitas di sekolah tersebut sangat rendah diantaranya karena soal yang digunakan terlalu sulit sehingga menyebabkan siswa menebak dalam memilih jawaban, pengalaman peserta ujian yang kurang, dan siswa kurang mempersiapkan materi dalam menghadapi ujian.
Analisis kualitatif soal pilihan ganda dan uraian pada penelitian ini memperhatikan beberapa aspek yaitu segi materi, konstruksi, bahasa/budaya, dan kunci jawaban. Berdasarkan aspek konstruksi dan materi soal tersebut perlu direvisi kembali. Contoh soal no 40 yang tidak mempunyai jawaban dalam satu soal terdapat pada soal SMA N 3 Slawi.
40. Pembuahan /fertilisasi berlangsung pada organ….(*petunjuk alat-alat reproduksi manusia terletak pada lampiran soal)
a. 1 b. 3 c. 4 d. 5 e. 7
Sesuai dengan petunjuk alat – alat reproduksi manusia pada lampiran soal mestinya berlangsung pada organ no 2 yaitu tuba fallopii, tetapi tidak ada option no 2.
Berdasarkan hasil analisis kualitatif soal uraian, terdapat 1 soal yang digunakan oleh SMA Muhammadiyah Tarub tidak sesuai untuk penggunaan kalimat tanya yang menuntut jawaban uraian/essay. Kutipan soal uraian tersebut yaitu no.5 “Penyakit diabetes mellitus dapat disembuhkan jika penyebabnya adalah…..?”. Kutipan soal tersebut masih salah dalam penggunaan tanda perintah tanya/kata tanya. Seharusnya, soal tersebut yaitu “apakah penyebab penyakit diabetes mellitus yang bisa disembuhkan ?”. Dengan demikian, soal uraian pada ujian akhir Biologi kelas XI IPA SMA di kabupaten Tegal perlu diadakan revisi kembali pada aspek materi dan konstruksi soal.
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif soal dapat diketahui bahwa persentase jumlah soal pilihan ganda yang memenuhi syarat tertinggi terdapat pada soal ujian yang digunakan oleh SMA N 1 Pangkah yaitu 49%. Hal ini disebabkan karena soal di sekolah tersebut memiliki indeks tingkat kesukaran soal yang sedang, artinya jumlah butir soal yang sedang lebih banyak dibandingkan dengan butir soal yang mudah dan sulit. Indeks daya beda soal di sekolah tersebut 92% memenuhi syarat, dan efektifitas pengecoh 89% berfungsi. Meskipun, guru di sekolah tersebut belum pernah berpengalaman dalam menyusun soal standard, tetapi soal yang disusun untuk ujian akhir ini memenuhi syarat.
Hal lain yang menyebabkan guru di SMA N 1 Pangkah mampu menyusun soal dengan baik karena sering melakukan analisis soal pada soal-soal ujian akhir semester dengan menggunakan program excel sehingga dapat diketahui beberapa soal yang kualitasnya baik untuk digunakan di ujian berikutnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa soal ujian akhir Biologi semester genap kelas XI IPA SMA di kabupaten Tegal telah memenuhi syarat. Hasil analisis kuantitatif soal pilihan ganda menunjukkan bahwa rata-rata persentase indeks tingkat kesukaran soal mudah 29%, sedang 44%, dan sulit 26%; reliabilitas soal cukup tinggi (0,467); 80 % soal indeks daya bedanya baik; 59% soal efektifitas pengecohnya berfungsi baik, dan 49% kurang berfungsi. Hasil analisis kualitatif soal uraian menunjukkan bahwa 33 butir soal sesuai dengan aspek materi dan bahasa. Akan tetapi, berdasarkan aspek konstruksi soal perlu revisi. Makin banyak responden, hasil analisis soal dengan program ITEMAN semakin akurat
Saran
1. Guru sebaiknya menambah pengalaman dengan sering melakukan analisis soal untuk mengetahui kualitas soal yang dibuat. Sehingga soal yang baik dapat disimpan dalam bank soal dan suatu saat dapat digunakan kembali.
2. Apabila seorang guru menganalisis soal dengan program ITEMAN, sebaiknya menggunakan banyak responden.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto.2002. Prosedur Penelitian ; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
Hidayat, A. 2008. Item and tes analysis manual ( iteman ). Yogyakarta. Online at http://geografidepagdiy.blogdetik.com/index.php/2008/10/22/item-and-tes-analysis-manual-iteman/ ( Accessed 12 Desember 2008).
Nursalam. M.2009. Analisis butir tes menggunakan program ITEMAN. Jakarta : Jurusan Psikometri Universitas Indonesia
Nurung, M. 2008. Kualitas Tes Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (Uasbn) IPA SD Tahun Pelajaran 2007/2008 Di Kota Kendari. Kendari. Online at http://mardikanyom.tripod.com/Kualitas%20tes.pdf (Accessed 13 januari 2009).

Kamis, 08 Oktober 2009

Biologi kelas 1

VIRUS

D. Iwanowsky (1892) dan M. Beyerinck (1899) adalah ilmuwan yang menemukan virus, sewaktu keduanya meneliti penyakit mozaik daun tembakau.

Kemudian W.M. Stanley (1935) seorang ilmuwan Amerika berhasil mengkristalkan virus penyebab penyakit mozaik daun tembakau (virus TVM).

STRUKTUR TUBUH

Tubuhnya masih belum dapat disebut sebagai sel, hanya tersusun dari selubung protein di bagian luar dan asam nukleat (ARN & ADN) di bagian dalamnya. Berdasarkan asam nukleat yang terdapat pada virus, kita mengenal virus ADN dan virus ARN. Virus hanya dapat berkembang biak (bereplikasi) pada medium yang hidup (embrio, jaringan hewan, jaringan tumbuhan). Bahan-bahan yang diperlukan untuk membentuk bagian tubuh virus baru, berasal dari sitoplasma sel yang diinfeksi.

(gambar kelompok virus)

BERBAGAI VIRUS YANG MERUGIKAN

1. Pada Bakteri :
1.1. Bakteriofage.

2. Pada Tumbuhan :
2.1. Virus TMV (Tabacco Mozaik Virus) penyebab mozaik pada daun
tembakau.
2.2. Virus Tungro: penyebab penyakit kerdil pada padi. Penularan virus
ini dengan perantara wereng coklat dan wereng hijau.
2.3. Virus CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) menyerang tanaman
jeruk

3. Pada Hewan :
3.1. Virus NCD (New Castle Disease) penyebab penyakit tetelo pada
ayam dan itik.

4. Pada Manusia :
4.1. Virus Hepatitis, penyebab hepatitis (radang hati), yang paling
berbahaya adalah virus Hepatitis B.
4.2. Virus Rabies >> penyebab rabies
4.3. Virus Polio >> penyebab polio
4.4. Virus Variola dan Varicella >> penyebab cacar api dan cacar air
4.5. Virus Influenza >> penyebab influensa
4.6. Virus Dengue >> penyebab demam berdarah
4.7. Virus HIV >> penyebab AIDS

Cara pencegahan penyakit karena virus dilakukan dengan tindakan vaksinasi. Vaksin pertama yang ditemukan oleh manusia adalah vaksin cacar, ditemukan oleh Edward Jenner (1789), sedangkan vaksinasi oral ditemukan oleh Jonas Salk (1952) dalam menanggulangi penyebab polio. Manusia secara alamiah dapat membuat zat anti virus di dalam tubuhnya, yang disebut Interferon, meskipun demikian manusia masih dapat sakit karena infeksi virus, karena kecepatan replikasi virus tidak dapat diimbangi oleh kecepatan sintesis interferon.